Kenaikan BBM Ternyata Selain Merugikan Rakyat, Juga Menggerus APBN

Bagi rakyat sudah jelas, kenaikan BBM artinya beban hidup makin tinggi. Apa yg membuat pemerintah ngotot menaikan BBM? Apakah karena ingin menyelamatkan APBN? Menurut pemerintah Rp100 t
rilyun dana akan diperoleh dengan menaikan Rp2.000,00 per liter.

Semua itu omong kosong!

Kenyataannya, dengan kenaikan BBM justru pemerintah rugi Rp 2 trlyun!

Bagaimana bisa?

Uang negara hasil kenaikan bbm 100 trilyun tdk akan berguna. Karena uang tersebut akan tergerus oleh: 1) Inflasi minimal 10% akibat kenaikan bbm, 2) meningkatnya pengeluaran anggaran gaji PNS, TNI, Polri akibat kenaikan bbm, 3) menurunya penerimaan pajak akibat kolapsnya perusahaan krn kenaikan bbm.Dari simulasi tulisan dibawah uang 100 Trilyun tersebut justru menjadi minus 2 Trilyun karena penerimaan negara 100 Trilyun tidak sebanding dg biaya dampak yg disebabkan kenaikan bbm. Yuk kita simak tulisan  Dr. Andi irawan di bawah ini
Teman-teman yang belajar ilmu ekonomi tentu ingat dengan konsep money ilusion, konsep ini menggambarkan bahwa orang atau bahkan bisa juga negara atau perusahaan secara psikologis merasa mempunyai lebih banyak uang secara angka nominal tapi tidak secara riil.
Saya termasuk yang khawatir bahwa pemerintah ketika meningkatkan harga BBM ini terperangkap dengan fenomena money ilussion ini. Konon dengan meningkatkan harga BBM sebesar masing-masing Rp 2000 baik untuk solar dan premium pemerintah dikatakan mempunyai uang sekitar 100 triliun yang bisa digunakan untuk membangun infrastruktur dan lain-lain.
Ya Katakanlah benar pemerintah punya uang 100 triliun, tapi pertanyaan riil kah uang itu atau hanya sekedar nominal tapi riil boleh jadi tidak seperti itu bahkan bisa jadi riilnya adalah nol? Mengapa? Anda tahu dengan naiknya BBM, inflasi akan naik. Inflasi naik semua barang-barang akan naik termasuk barang modal. Artinya uang 100 triliun itu tergerus oleh inflasi ketika mau digunakan untuk membeli mesin, semen, barang dan jasa ketika mau digunakan untuk membangun infrastruktur. Katakanlah inflasi 10 persen berarti kekuatan daya beli (riil uang 100 triliun) itu tinggal 90 triliun karena tergerus inflasi.
Kedua, para PNS dan pegawai negara lainnya (TNI-POLRI, pegawai BUMN, pengsiun dll) agar income riilnya tidak tergerus inflasi maka gaji dan honor mereka harus dinaikkan katakanlah setara dengan inflasi yakni naik sebesar 10 persen. Kalau rata-rata pengeluaran rutin pemerintah adalah 40 persen (sekitar 800 triliun) maka penyesuaian karena inflasi untuk pengeluaran rutin negara sebesar 10 persen (sesuai dengan inflasinya) maka uang 100 triliun tadi tergerus lagi kekuatan riil sebesar 80 triliun (10% x 800 trilyun. Jadi kekuatan uang 100 triliun itu tinggal 100-10-80= 10 triliun.
Ketiga, naiknya BBM berimbas pada kenaikan biaya produksi karena dua hal yakni dampak langsung dari komponen BBM dan dampak tidak langsung karena tuntutan kenaikan upah buruh. Dampak ikutannya akan ada indutri yang kolaps (gulung tikar). Implikasi lanjutnya penerimaan negara melalui pajak juga akan semakin turun. Kalau saat ini penerimaan negara dari pajak adalah sebesar 1246 triliun. Kita ambil yang optimis bahwa kolapsnya industri nasional hanya berdampak sangat kecil terhadap penerimaan pajak katakan hanya turun 1 persen, maka dampak kenaikan BBM telah menurunkan penerimaan pajak sebesar 12,46 triliun.
Nah itulah penjelasan singkat tentang money ilussion dalam kontek kenaikan harga BBM, Pemerintah memang punya uang nominal dalam angka sebesar 100 triliun tapi tidak dalam kekuatan uang dalam riilnya. Kekuatan riil uang sebesar nominal 100 triliun bisa nol bahkan negatif tergerus dari konsekunesi kenaikan harga BBM.
Jadi kekuatan uang 100 triliun dari menaikkan BBM itu tergerus lagi oleh menurunnya penerimaan negara dari pajak yakni 100-10-80-12,46=-2,46 triliun.
Demikian, semoga ulasan tentang kenaikan BBM ini bisa bikin kita mikir tentang kebenaran dan fakta yang sebenarnya. Salam berita mikir!

0 Response to "Kenaikan BBM Ternyata Selain Merugikan Rakyat, Juga Menggerus APBN"

Posting Komentar

wdcfawqafwef